BIODATA RINGKAS
~musisi, aktor, sutradara, penulis, pegiat sastra dan budaya~
Lahir : Yogyakarta, 16 Juni 1985
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Tamansiswa Yogyakarta (1991-1996)
SMP 4 Yogyakarta (1997-1999)
SMA 10 Yogyakarta (2000-2002)
Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, UGM (lulus 2009)
Magister Sastra, FIB, UGM (lulus 2023)
RIWAYAT PEKERJAAN
- Musisi Paksiband
- Founder Kelompok Seni Mantradisi
- Dewan Kebudayaan Jogjakarta
- Direktur Utama FKY 2019 dan 2020
- Produser : Jogjakarta Literary Festival 2019, Festival Sastra Jawa 2020, Festival Sastra Yogyakarta 2022, 2023
- Pimred Tabloid JAWACANA (2018-2020)
BIOGRAFI SENI
Paksi Raras Alit
(Updated Juli 2023)
Lahir di Jogja, 16 Juni 1985 dari keluarga dan lingkungan seniman, Paksi Raras Alit adalah anak dari Noor W.A (alm), salah seorang tokoh teater Jogja pendiri Teater Jeprik dan penggagas genre teater sampakan pada tahun 1980-an. Sejak balita Paksi sudah terlibat pementasan beberapa lakon teater Jeprik, seperti “Megatruh (Sendrek)”. Pada masa sekolah dasar di Tamansiswa, aktivitas seni Paksi semakin tumbuh berkembang dengan rutin mewakili sekolahnya dalam kompetisi kesenian menyanyi, paduan suara, dolanan anak, karawitan, baca puisi, dan menyabet beberapa piala serta penghargaan. Pada masa sekolah di SMP 4 Yogyakarta, aktifitas lomba Macapat masih sering diikutinya dan meraih beberapa juara.
Selepas lulus SMA 10 Yogyakarta tahun 2002, Paksi meneruskan kuliah di jurusan Sastra Jawa, FIB UGM. Pada masa itu dirinya malang melintang di beberapa komunitas seni musik dan tergabung dalam beberapa band. Di antaranya, Revolver, Komunitas Terang Bulan Akustik Malioboro, Bonanza, dan Jasmine Akustik yang merilis album pada tahun 2011. Paksi juga terlibat di beberapa proyek musik bersama KuaEtnika pimpinan (alm) Djaduk Ferianto, Orkes Sinten Remen, Libertaria proyek hip-hop dangdut Kill The DJ, dan Jay & Gatrawardaya.
Pada tahun 2016 Paksi mendirikan Kelompok Seni Mantradisi yang mengeksplorasi musik dan Macapat, dan merilis karya dalam album kompilasi Festival Musik Tembi 2016. Paksi selanjutnya menulis naskah, menyutradarai, dan juga menjadi musisi dalam karya-karya Mantradisi “Goro-goro Diponegoro” (2017), “Adisarisara” (2017), “Sinjang” (2018), “Sabdanaya” (2018), “Sinjang-Chronology” (2020). Pada tahun 2022, Mantradisi merilis album musik macapat perdana dengan judul “Macapatan”.
Selain bersama Mantradisi, Paksi juga mengembangkan grup keroncong berbahasa Jawa PAKSIBAND. Paksiband mengeksplorasi musik keroncong sejak tahun 2017. Personel Paksiband adalah musisi Jogja yang masing-masing mempunyai pondasi musik tradisional dan tergabung dalam berbagai komunitas keroncong sejak remaja. Band yang didirikan oleh Paksi Raras Alit ini merilis single “Keroncong Suka-suka” (2021), “Gembira Loka” (2022), dan “Keroncong Lebaran” (2022). Pada masa pandemi 2020, Paksiband mengoptimalkan kanal YouTube dengan mereproduksi lagu keroncong Jawa dengan adaptasi musik modern. Bentuk musik tersebut banyak digemari oleh penikmat kanal YouTube Paksi Band.
Di tahun 2023, Paksiband merilis 10 lagu baru yang dikemas dalam album bertajuk PANEN RAYA. Album ini adalah bentuk ekplorasi Paksiband dalam menyikapi musik keroncong dalam kemasan musik modern. Album PANEN RAYA menawarkan bentuk segar akan pendekatan Paksiband dalam menyikapi musik keroncong serta menawarkan khazanah baru dalam penulisan lirik berbahasa Jawa dengan tema-tema yang pekan terhadap isu-isu sosial.
Di luar dunia musik, Paksi Raras Alit juga mempunyai aktifitas di dalam penyelenggaraan festival-festival seni budaya di Yogyakarta. Pada tahun 2019-2020 Paksi menjadi direktur utama Festival Kebudayaan Yogyakarta”. Pada tahun 2019 dirinya juga menjadi produser “Jogjakarta Literary Festival”. Festival yang dikelolanya antara lain, “Jayadipuran Culture & Art” (2020, 2021, 2022), “Festival Sastra Jawa” (2020), dan “Festival Sastra Yogyakarta” (2022).
Selain di dunia musik dan festival, suami dari fashion designer Santi Zaidan yang dinikahinya tahun 2014 dan bapak dari tiga anak Aksara Kahyangan (lahir 2014), Ranum Seroja (lahir 2016), Hayu Selasih (lahir 2018) ini juga menulis naskah dan menyutradarai musikal komedi “Sastra Wayang (2021)”. Penulis naskah, sutradara, aktor dalam “Musikal Hanacaraka” (2021), penulis dan sutradara film “Musikal Hariti” (2022), penulis naskah musikal “Ki Pamong” (2022) dalam acara satu abad Tamansiswa.
Dalam dunia akting, Paksi juga terlibat sebagai aktor dalam pertunjukan “Dongeng Cinta-Ceuk Aing” (2020) karya Sujiwo Tejo yang ditulis oleh Agus Noor, dan bermain sebagai aktor utama dalam film musikal “Ayun-ayun Negeri” (2021) karya Garin Nugroho.
Dalam dunia sastra dan budaya, Paksi aktif dalam gerakan pelestarian bahasa dan aksara Jawa. Tahun 2017 mendirikan komunitas Jawacana yang berkecimpung dalam kesusastraan Jawa. Komunitas ini beranggotakan para alumni Sastra Jawa UGM serta para pegiat sastra dan budaya Jawa yang ada di Yogyakarta. Pada awal perkembangannya Jawacana menerbitkan tabloid berbahasa Jawa JAWACANA yang terbit secara rutin setahun 4x pada tahun 2018-2020. Dalam pertumbuhannya berbagai program juga dikembangkan oleh Jawacana di antaranya adalah KELAS HANACARAKA yang digelar mingguan, kegiatan diskusi dan workshop budaya praktis WRUH! yang digelar bulanan. Pada tahun 2021 Paksi merilis buku cergam anak beraksara Jawa dengan judul “Pengin Kaya Bapak”. Paksi juga aktif menulis esai-esai kebudayaan di beberapa media nasional. Pada tahun 2021 dalam Kongres Aksara Jawa I, dirinya terlibat sebagai anggota komisi III dalam bidang digitalisasi aksara Jawa.
Pada tahun 2023 Paksi menyelesaikan jenjang pendidikan tingkat master Sastra di FIB, UGM dengan predikat Valedictorian wisuda pascasarjana UGM. Paksi juga terpilih sebagai Ketua Alumni KAGAMA FIB-Ikasasdaya pada tahun 2022-2027. Sejak tahun 2021 Paksi menjadi anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta.
SOCIAL MEDIA